Rabu, 25 September 2013

Papua Aman Untuk Penyelenggaraan Kegiatan Olahraga



Untuk mensukseskan suatu penyelenggaraan kegiatan olahraga perlu didukung dengan pengamanan yang memadai. Hal ini penting agar tercipta rasa nyaman para atlet dan ofisial ketika bertanding. Jaminan keamanan ini sempat ditanyakan kepada rombongan KONI Papua dalam kunjungannya baru-baru ini ke Mataram. Hal tersebut berkaitan dengan rencana penyelenggaraan pon di Papua pada tahun 2020 yang akan datang.
Adanya prasangka buruk yang timbul akibat pemberitaan yang tidak berimbang oleh beberapa media nasional menimbulkan opini bahwa Papua adalah daerah yang tidak aman untuk dikunjungi.
Dijelaskan oleh anggota KONI Papua bahwa ada daerah konflik namun letaknya sangat jauh dari kota tempat penyelenggaraan pekan olahraga tersebut.
Pieter Ell, ketua bidang hukum KONI Papua sebagai orang yang sering berpergian berpendapat bahwa Papua lebih aman daripada Jakarta. Sehingga untuk penyelenggaraan pon di Papua nanti kontingen olahraga Nusa Tenggara Barat tidak perlu khawatir dengan keamanan mereka. Di daerah tersebut peran tokoh agama dan tokoh adat masih dominan/ sehingga dapat meminimalisir hal-hal negatif.

11 Mei 2013, Pembersihan Stiker Pilkada



Setelah melakukan penertiban atribut kampanye, pemerintah kota mataram mengerahkan seluruh jajarannya untuk membersihkan stiker-stiker pilkada, sisa-sisa stiker tersebut menempel di tiang listrik, telpon dan dinding di sepanjang jalan-jalan utama di kota mataram.
Kegiatan ini diawali dengan apel pagi di halaman kantor walikota pada pukul tujuh tiga puluh pagi, kemudian masing-masing perwakilan skpd bergerak menuju lokasi kerja bakti masing-masing, diantaranya jalan pejanggik, hos cokroaminoto, jalan langko, catur warga, bung karno dan jalan bung hatta.
Tampak para peserta kerja bakti ini begitu antusias dalam membersihkan stiker-stiker kampanye tersebut, namun sayangnya jumlah pegawai pemkot yang berpartisipasi kali ini kalah jauh dari jumlah stiker yang menempel dimana-mana.
Sementara itu para camat juga berpartisipasi dengan mengerahkan lurah dan jajarannya untuk membersihkan stiker pilkada di lingkungannya masing-masing.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Yang terpikir oleh saya, adakah suatu ide kreatif yang bisa menyeimbangkan masalah ini. Dimana di satu sisi yang berkepentingan bisa berkampanye dengan stiker, tapi di sisi lain stiker-stiker tersebut bisa mudah dibersihkan setelah masa kampanye berlalu? 

Kamis, 30 Mei 2013

Sampah Kota Mataram Masalah Bersama



Salah satu yang menjadi sebab mengapa masalah sampah menjadi sesuatu yang rumit adalah karena kota mataram merupakan kota kecil yang cukup padat penduduknya. Kepadatan ini membuat dinas kebersihan kota mataram kesulitan mendapatkan lokasi di beberapa lingkungan untuk menempatkan tempat penampungan sampah sementara, yang berupa bak dan kontainer sampah.
      Sampah di kota mataram tersebut setiap harinya diangkut oleh seratus dua puluh (120) petugas dengan menggunakan tiga puluh (30) truk pengangkut sampah, untuk dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah.
      Setiap pagi pukul enam tiga puluh, para pekerja ini sudah berkumpul untuk mempersiapkan peralatan dan kendaraan mereka. dan biasanya proses pengangkutan sampah harus selesai pada pukul satu siang. Diperkirakan jumlah sampah yang dihasilkan kota ini adalah seribu dua ratus tujuh puluh enam meter kubik perhari nya.

Pelebaran Jalan Bung Hatta



Jalan Bung Hatta di kota Mataram akan diperlebar dan diubah menjadi dua jalur yang terpisah oleh taman kecil di tengahnya. Proyek pembangunan terusan jalan Bung Hatta mulai dikerjakan. Jalan ini rencananya akan diperlebar menjadi dua puluh meter, dimana untuk badan jalannya sembilan meter, sedangkan untuk taman di bagian tengah lebarnya dua meter. Pelebaran jalan ini ditargetkan akan selesai dalam enam bulan.
Dikerahkan sekitar tiga puluh pekerja untuk menyelesaikan proyek tersebut. Saat ini mereka sedang melakukan penggalian drainase di sisi timur jalan. Parit diperbesar dan material hasil galian diangkut oleh truk untuk dibawa ke tempat lain. Warga yang melewati jalan ini dihimbau untuk mengurangi kecepatan kendaraannya. Tampak pula pohon-pohon di tepi jalan telah ditebang demi pengerjaan proyek ini.
Pembangunan jalan Bung Hatta dilakukan untuk memperlancar arus transportasi di kota Mataram, karena diprediksikan kedepannya jumlah kendaraan akan terus bertambah. Pembangunan terusan jalan ini nantinya akan menghubungkan persimpangan Karang Jangkong dengan jalan Sudirman di Rembiga.